Berita Asmawira

Reading

Petungkriyono, Pesona Menawan Dibalik Hutan Lindung

Table of Contents

Oleh : Nug Agus

Sebuah wilayah kecamatan ujung selatan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara. Di kutip dari Wikipeda, luas wilayah Kecamatan Petungkriono adalah 7.358,52 ha yang sebagian besar adalah hutan lindung seluas 5.189,51 ha dengan ketinggian antara 600-2100 Mdpl.

Dari pusat Kota Pekalongan, untuk mencapai wilayah ini harus menempuh perjalanan kurang lebih 34km dengan kondisi jalan mulus beraspal hotmix, berkelok-kelok dan relatif sempit pada bagian-bagian tertentu. Jika mengendari mobil, sangat diperlukan ketrampilan mengemudi yang baik. Paling asyik jika bisa touring ramai-ramai mengendarai sepeda motor. Namun jangan khawatir, disana juga sudah ada angkutan umum yang siap mengantarkan para wisatawan menembus rimbun dan eksotisnya hutan lindung Petungkriyo, Doplak namanya. Mungkin terdengar asing ya ?. Doplak adalah sebutan masyarakat Pekalongan untuk kendaraan bak terbuka yang  biasanya menggunakan mobil Mitsubishi L-300.

Petungkriyono Foto Dari @riyan bk e1456115971790
Foto @riyan_bk

Ketika sudah memasuki dan membelah belantara Petungkriyono, wisatawan langsung disambut suara khas Owa Jawa yang saling bersautan. Ya, Owa Jawa adalah salah satu spesies hewan penghuni hutan Petungkriyono. Beberapa hewan langka lainnya adalah burung Enggang, Elang Jawa, dan Macan Tutul. Meski tidak sebanyak Owa Jawa, konon Macan Tutul masih sering terlihat dibeberapa ruang terbuka, termasuk berkeliaran di jalan raya, terutama malam hari.

Dibalik rimbunnya hutan, Petungkriyono menyimpan pesona alam yang sungguh menawan. Air terjun yang terus mengalir sepanjang musim tidak terbilang jumlahnya. Aliran sungai dengan airnya yang jernih dan batu-batu yang besar, juga sudah banyak dikelola sebagai tempat wisata yang menarik. Telaga dan beberapa taman hutan melengkapi wisata yang berada di wilayah Petungkriyono. Belum lagi terus bermunculannya kafe-kafe dengan suasana hutan alami, menambah daerah ini memang patut dan layak untuk diexplore.

Baca Juga :  Lingkungan SMAN 1 Wiradesa, Saat Ini

CURUG BAJING

Satu dari beberpa tempat fenomenal yang viral. Dari pusat kota kecamatan Petungkriyono, tempat ini masih harus ditempuh kurang lebih 6,8km dengan ruas jalan semakin sempit. Obyek wisata yang terletak di desa Telogopakis  ini telah dikelola dengan baik dan memiliki berbagai fasilitas penunjang.

Tiket masuk sangat murah, Rp 5000 saja per orang. Sewa parkir sepeda motor Rp 2000, sedangkan mobil Rp 3000. Area parkir sangat luas dengan dilengkapi taman-taman yang cukup asri. Tersedia juga beberapa spot foto yang cukup menarik.

Youtube : Nug Aguih

Untuk mencapai lokasi curug harus dilakukan dengan berjalan kaki kurang lebih 300 m. Kondisi jalan dari tempat parkir menuju air terjun sebagian besar sudah diberi batu pecah yang ditata cukup rapi, termasuk dibeberpa titik undak-undakan. Pemandangan menakjubkan Curug Bajing sudah dapat dinikmati dari kejauhan. Suasana gemricik air yang jatuh dari ketinggian 70 meter itupun sudah terdengar mengiringi perjalan kita, semakin dekat semakin syahdu.

Beberpa warung dan kafe untuk sekedar beristirahat dan menikmati kopi khas Petungkriyono melengkapi fasilitas di tempat ini.

BLACK CANYON

Tempat wisata yang satu ini bisa dibilang asyik. Susana cukup  ramai pengunjung. Maklum, banyak spot menawan , fasilitas  cukup lengkap, pokoknya gak akan kecewa deh. Kedung indah berundak, mengalir air sejuk diantara bebatuan yang begitu jernih. Tebing tinggi batu hitam dikedua sisi kedung menambah pesona keindahan alam.

Obyek wisata yang juga dinamakan Kedung Sipingit ini berada di desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono. Jika berangkat melalui Kecamatan Doro, letak obyek wisata ini jauh sebelum masuk Kota Kecamatan Petungkriyono, tidak jauh setelah melewati Curug Sibedug.

IMG 20210601 104619 1

Baru memasuki area parkir yang cukup luas, kita sudah disambut hamparan hijau persawahan yang membentuk undakan dengan latar belakang hutan lindung Petungkriyono. Beberapa spot foto menarik tersedia diarea ini, tempat yang juga diperuntukkan untuk memasang tenda bagi wisatawan yang ingin bermalam (camping area).

Baca Juga :  Resiliensi Masyarakat Sebagai Wujud Ketahanan Ekonomi Periodesasi Pagebluk
Camp Area Black Canyon 768x512 1
Foto @mc.menank

Setelah membayar tiket Rp 5000/orang dan sewa baju pelampung Rp 10.000, dilanjutkan jalan kaki yang tidak terlalu jauh menuju sungai. Fasilatas jalan dan undakan dengan batu yang tertata rapi. Untuk menuju kedung-kedungnya yang indah, kita masih harus menyusuri tepian sungai Welo yang berbatu. Ada dua kedung favorit para wisatawan bermain air, masing-masing dengan kedalaman 5m dan 7m dalam keadaan musim hujan.

Puas bermain air, rehat sejenak ngopi-ngopi untuk melanjutkan explore Kawasan Ekowita Petungkriyono lainnya.

WELO ASRI

Welo Asri  dapat kita jumpai tidak jauh dari lokasi Black Canyon dan masih dialiran sungai Welo yang jernih dan segar. Namun sedikit berbeda, batu-batuan di Welo Asri tidak lagi dominan hitam seperti yang ada di Kedung Sipingit, atau Black Canyon.

Tiket Masuk Welo Asri
Foto : istagram.com/nesamitiani

Berbagai fasiltas yang cukup menantang ada di obyek wisata ini, antara lain River Tubing, River Tracking, dan Body Rafting.

CURUG SIBEDUG

Satu diantara banyak curug yang ada di kawasan ini, dan paling mudah untuk dijangkau. Letak air terjun dengan ketinggian sekitar 20m ini berada persis di tepi jalan desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono. Biasanya wisatawan berhenti di lokasi ini sekedar istirahat sambal menikmati kopi khas Petungkriyono di warung sekitar curug. Area parkir sangat sempit, mobilpun harus parkir di pinggir jalan.

TELAGA SIGEBYAR MANGUNAN

telaga mangunan01 1
Telaga Sigebyar berkabut

Telaga seluas 8 hektar ini berada di Dukuh Mangunan, Desa Tlogohendro, Kecamatan Petungkriyono, dengan ketinggian 1500 mdpl dibawah pengunungan Kendeng.

Hamparan luas air pegunungan yang jernih terlihat semakin indah dan eksotis saat kabut tebal yang kian memudar, lengkap dengan suara dan pemandangan Elang Jawa yang terlihat terbang memutari telaga.

Baca Juga :  Tips Kapan Waktunya Pergantian Oli Kendaraan Dilakukan

Dikutip dari Detik.com, menurut Kaslam, Kepala Desa Telogohendro, sebelum dibuka bagi wisatawan, telaga ini merupakan tempat yang digunakan warga masyarakat setempat untuk acara ritual budaya, yaitu Nyadran. Setiap tiga tahun sekali dilakukan penyembelihan sapi bule.

Obyek Wisata Lainnya

Masih banyak obyek wisata lainnya yang belum sempat kami explore langsung di daerah yang juga dikenal Kawasan Wisata 1001 Air Terjun ini.  Obyek wisata tersebut tidak kalah menariknya, seperti Curug Muncar, Curug Lawe, Puncak Tugu, Highland Karang Srity, dan beberapa taman hutan yang mulai banyak bermunculan. Dibalik lebatnya hutan lindung, alam Petungkriyono memang benar-benar mempesona.

(Nug Agus).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Admin Situs Asmawira Siap Membantu Anda Kapan Saja, Jangan Sungkan Untuk Menghubungi Kami!
Scroll to Top